Shuri Castle, Naha
Shuri Castle, yang terletak di pusat kota Naha, Okinawa, merupakan simbol kebanggaan budaya dan sejarah Kerajaan Ryukyu yang pernah berjaya di masa lampau. Lebih dari sekadar bangunan bersejarah, kastil ini mencerminkan perpaduan unik antara arsitektur Jepang dan Tiongkok, serta menjadi saksi bisu perjalanan panjang Okinawa sebelum bergabung dengan Jepang modern.Β
Sejarah Shuri Castle
Shuri Castle adalah simbol budaya dan sejarah penting dari Kerajaan Ryukyu yang pernah berjaya di Okinawa, Jepang. Kastil ini terletak di kota Naha, dan telah menjadi pusat politik, diplomatik, dan budaya kerajaan selama lebih dari 400 tahun; dari akhir abad ke-14 hingga tahun 1879, saat Kerajaan Ryukyu resmi dianeksasi oleh Jepang.
Arsitektur Shuri Castle menunjukkan perpaduan unik antara budaya Jepang, Tionghoa, dan lokal Okinawa. Hal ini mencerminkan hubungan erat Ryukyu dengan China sebagai bagian dari sistem penghormatan (tributary system), sekaligus sebagai bagian dari Jepang secara geopolitik.
Kastil ini bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga lokasi upacara penting sering dilaksanakan, seperti penyambutan utusan Tiongkok dan perayaan-perayaan keagamaan khas Ryukyu.
Sayangnya, Shuri Castle telah beberapa kali hancur dalam sejarahnya. Kerusakan paling besar terjadi saat Pertempuran Okinawa pada Perang Dunia II, ketika kastil ini dihancurkan hampir sepenuhnya.
Kastil kemudian direkonstruksi secara bertahap dan dibuka kembali untuk publik pada tahun 1992, sebagai simbol kebangkitan identitas Okinawa dan pelestarian warisan budaya Ryukyu.
Namun tragedi kembali melanda ketika kebakaran besar pada Oktober 2019 yang menghancurkan sebagian besar bangunan utama kastil. Meskipun begitu, upaya rekonstruksi segera dilakukan dengan melibatkan pengrajin tradisional dan teknologi modern.
Proyek pemulihan ini juga mendapat dukungan besar dari masyarakat Jepang dan dunia internasional, sebagai bukti kecintaan terhadap warisan budaya Okinawa. Shuri Castle kini masih dalam proses rekonstruksi dan tetap menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO yang sangat dihormati.
Daya Tarik Shuri Castle yang Bisa Dinikmati
Shuri Castle diketahui menyimpan berbagai daya tarik yang memikat pengunjung dari berbagai penjuru dunia; mulai dari keindahan arsitektur khas Ryukyu, panorama kota Naha dari ketinggian, hingga pengalaman budaya yang autentik.Β
Shureimon
Shureimon adalah gerbang kayu bergaya Tiongkok yang terletak sangat dekat dengan Shuri Castle. Gerbang ini dibangun atas perintah Raja Sho Sei antara tahun 1527 hingga 1555, dan kini menjadi salah satu simbol Okinawa yang paling terkenal dan mudah dikenali.
Awalnya, gerbang seremonial utama menuju kastil adalah Chuzanmon, yang dibangun sekitar 100 tahun sebelumnya dan terletak sekitar 500 meter di sebelah barat. Namun karena jaraknya terlalu jauh, akhirnya dibangunlah Shureimon yang lebih dekat ke kastil agar lebih praktis untuk menyambut tamu penting dan utusan kerajaan.
Nama βShureimonβ berasal dari pernyataan Kaisar Ming pada tahun 1579 yang mengatakan bahwa; βRyukyu layak disebut sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kesopanan.β Sebuah papan kayu dilapisi pernis kemudian diukir dengan tulisan βShurei no Kuniβ yang berarti βNegeri yang Penuh Kesopanan,β dan dipasang di gerbang tersebut.
Iri-no Azana
Iri-no Azana, atau juga disebut Shimasoe Azana, merupakan sebuah titik observasi yang dibangun di sisi barat dinding Shuri Castle pada ketinggian sekitar 130 meter di atas permukaan laut. Dari sini, pengunjung bisa menikmati pemandangan luas yang mencakup kota Naha, pelabuhan, hingga Kepulauan Kerama di kejauhan.
Tempat ini adalah salah satu spot terbaik untuk melihat keseluruhan area kastil sekaligus pemandangan di luar kastil yang memukau.
Hoshinmon
Nama βHoshinmonβ memiliki arti βgerbang untuk menghormati para dewa.β Ini adalah gerbang terakhir yang dilalui sebelum mencapai Una; halaman utama di depan bangunan utama Shuri Castle. Berdasarkan catatan sejarah, pagar batu di gerbang ini selesai dibangun pada tahun 1562, sehingga diperkirakan Hoshinmon sudah berdiri sebelum tahun tersebut.
Pada tahun 1754, gerbang ini direnovasi mengikuti gaya arsitektur Tiongkok. Namun, bangunannya dibongkar pada akhir periode Meiji (1868β1912), dan bagian luarnya dibangun kembali pada tahun 1992. Saat ini, Hoshinmon digunakan sebagai fasilitas pengelolaan taman.
Hoshinmon juga dikenal dengan nama lain, yaitu Kimihokori Ujo. Di sisi kiri (utara), terdapat bangunan bernama Naden yang dulunya digunakan untuk mengelola barang-barang seperti obat-obatan, teh, dan tembakau. Sedangkan di sisi kanan (selatan), digunakan untuk upacara dan ritual Kimihokori yang diadakan di dalam area kastil.
Bagian tengah gerbang hanya boleh dilalui oleh raja, utusan kekaisaran dari Tiongkok, dan para pejabat tinggi. Sementara pejabat lain harus masuk melalui jalur di sisi kiri atau kanan gerbang.
Shicha-nu Una
Dalam bahasa Okinawa, Shicha-nu Una berarti βhalaman bawah.β Tempat ini merupakan alun-alun yang mengarah ke halaman utama (Una) di depan bangunan utama Shuri Castle, dan dulunya digunakan sebagai area menunggu saat berlangsungnya berbagai upacara dan acara resmi kerajaan.
Saat bangunan utama Shuri Castle sedang dalam tahap pembangunan, area ini dimanfaatkan untuk menyimpan bahan-bahan bangunan. Saat ini, tempat tersebut digunakan untuk berbagai acara dan kegiatan yang diadakan di dalam kompleks kastil.
Zuisenmon
Zuisen berarti βmata air yang baik dan membawa keberuntungan.β Di bagian kanan depan gerbang ini terdapat mata air bernama Ryuhi, dan dari sinilah nama Zuisenmon berasal. Ini adalah gerbang kedua menuju kastil, dan juga dikenal dengan nama lain; Hikawa Ujo.
Kata βHiβ dalam Hikawa Ujo mengacu pada pipa-pipa panjang yang digunakan untuk mengalirkan air dari sungai, mata air, atau dari atap ke penampungan air. Di Okinawa, sumur dan mata air biasanya disebut Kawa atau Kaa, dan Hikawa merupakan gabungan dari kata-kata ini. Dalam bahasa lokal Okinawa, Hikawa juga bisa disebut Fiija-Gaa.
Gerbang Zuisenmon dibangun sekitar tahun 1470, namun hancur akibat Perang Okinawa, lalu dibangun kembali pada tahun 1992. Di kedua sisi gerbang terdapat patung singa batu Shishi yang dipercaya dapat melindungi dari roh jahat.
Gerbang Zuisenmon memiliki bangunan kecil seperti menara di atasnya. Gaya gerbang seperti ini disebut Yaguramon, dan umum ditemukan di kastil-kastil Jepang. Namun, plakat kayu bertuliskan βZuisenβ yang dipasang di tengah menara atasnya memiliki gaya khas Ryukyu yang unik.
Benzaitendo dan Enkanchi
Kolam di depan Kuil Enkakuji bernama Enkanchi, dan bangunan kecil di tengah kolam dengan atap genteng merah itu disebut Benzaitendo.
Enkanchi adalah kolam buatan yang dibangun pada tahun 1502, dirancang agar air mata air dan air hujan dari Shuri Castle dan Enkakuji mengalir ke sini. Air yang meluap dari kolam ini akan mengalir ke Ryutan; kolam yang terletak di sebelahnya. Enkanchi sempat hancur saat Perang Okinawa, tetapi berhasil dipulihkan pada tahun 1968.
Benzaitendo dulunya adalah tempat pemujaan Dewi Benzaiten; dewi yang dipercaya melindungi pelayaran laut agar aman. Awalnya, bangunan ini dibangun untuk menyimpan kitab suci Buddha Hosatuzokyo yang merupakan hadiah dari Raja Korea pada tahun 1502.
Namun, bangunan ini dihancurkan saat invasi Satsuma pada tahun 1609 dan kemudian dipugar kembali tahun 1629, dan patung Benzaiten dari Enkakuji pun dipindahkan ke sana. Sayangnya, patung itu rusak, dan pada tahun 1685 didatangkan patung baru dari Satsuma. Semua ini hancur kembali saat Perang Okinawa, lalu dibangun ulang pada 1968.
Jembatan yang menghubungkan ke Benzaitendo bernama Tennyobashi, dan desainnya mirip dengan jembatan Dahaikyo dari Tiongkok Selatan. Pada bagian pagar batu jembatan, ada ukiran bunga teratai.
Sementara itu, jembatan lengkung di atas saluran air antara Enkanchi dan Ryutan disebut Ryuenkyo. Diperkirakan jembatan ini dibangun pada waktu yang hampir bersamaan dengan Tennyobashi.
Kyonouchi
Di dalam Shuri castle, terdapat area suci bernama Kyonouchi. Area ini sudah ada sejak paruh pertama abad ke-14 dan terus mengalami perubahan selama masa Kerajaan Ryukyu, karena tembok batu dan fasilitas di dalamnya beberapa kali direnovasi.
Dalam proses restorasi, tampilan Kyonouchi dikembalikan seperti kondisi pada paruh pertama abad ke-18; masa di mana pembangunan istana kerajaan hampir selesai. Di area ini, terdapat empat Utaki (tempat suci dalam kepercayaan Ryukyu) yang telah dipugar, termasuk bagian dalam dan hutan kecil di sekitarnya, sesuai dengan penggambaran pada masa itu.
Hutan Utaki di Okinawa biasanya ditumbuhi pohon beringin dan palm kecil, serta beberapa jenis pohon lainnya seperti sea fig (Ficus superba), bishop wood (Bischofia javanica), parasol leaf tree (Macaranga tanarius), Indian beech (Milletia pinnata), woodland elaeocarpus (Elaeocarpus sylvestris), dan Japanese cinnamon (Cinnamomum tenuifolium).
Maka dari itu, pohon-pohon ini juga ditanam di Kyonouchi agar restorasinya sesuai dengan suasana aslinya.
Jadwal Operasional & Tiket Masuk Shuri Castle
Jadwal operasional Shuri Castle terbagi ke dalam dua area; area gratis dan area berbayar seperti yang tertera di bawah ini:
Jam Operasional Area Gratis (Free Area); Kankaimon, Kobikimon, Kyukeimon
- April β Juni: 08:00 β 19:30
- Juli β September: 08:00 β 20:30
- Oktober β November: 08:00 β 19:30
- Desember β Maret: 08:00 β 18:30
Jam Operasional Area Berbayar (Paid Area); Houshinmon, Yohokoriden, Agari-no-Azana
- April β Juni: 08:30 β 19:00
- Juli β September: 08:30 β 20:00
- Oktober β November: 08:30 β 19:00
-
Desember β Maret: 08:30 β 18:00
Catatan: Penjualan tiket masuk ditutup 30 menit sebelum waktu tutup.
Sementara untuk harga tiket masuknya adalah sebagai berikut:
Harga Tiket Masuk Umum (kurang dari 20 orang)
- Dewasa (Adult): Β₯400
- Pelajar SMA (High School Student): Β₯300
- Anak-anak (SD & SMP): Β₯160
- Anak usia di bawah 6 tahun: Gratis
Harga Tiket Grup (rombongan 20 orang atau lebih)
- Dewasa: 320 yen
- Pelajar SMA: 240 yen
- Anak-anak: 120 yen
Tiket Tahunan (Annual Passport)
- Dewasa: 800 yen
- Pelajar SMA: 600 yen
- Anak-anak: 320 yen
Perlu diingat juga bahwa harga dapat berubah tergantung situasi konstruksi, terutama yang berkaitan dengan pembangunan ulang Seiden (bangunan utama kastil) yang hingga saat ini masih dalam proses pembangunan ulang akibat tragedi kebakaran hebat pada tahun 2019.