Shirakamisanchi, Tohoku

Terletak di perbatasan antara Prefektur Aomori dan Akita, Shirakamisanchi adalah surga alam yang nyaris tak tersentuh zaman. Kawasan pegunungan ini merupakan salah satu hutan alami terbesar di Jepang yang belum tersentuh oleh aktivitas manusia, dan menjadi habitat bagi hutan beech purba yang telah tumbuh selama ribuan tahun.

Terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1993, Shirakamisanchi bukan hanya kaya akan keanekaragaman hayati, tetapi juga menawarkan ketenangan dan keindahan luar biasa bagi para pecinta alam, pendaki, dan siapa pun yang ingin merasakan sisi alam Jepang yang autentik.

Shirakamisanchi Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Shirakamisanchi adalah kawasan pegunungan yang luas di utara Pulau Honshu, Jepang, yang mencakup bagian dari Prefektur Aomori dan Akita. Pada tahun 1993, kawasan ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena memiliki hutan beech (Fagus crenata) purba yang hampir tidak tersentuh oleh aktivitas manusia, menjadikannya salah satu contoh terbaik dari hutan asli beriklim sedang di Asia Timur.

Dengan ketinggian antara 100 hingga 1.243 meter di atas permukaan laut, Shirakamisanchi mencakup sekitar sepertiga dari Pegunungan Shirakami dan merupakan sisa dari hutan beech beriklim sedang yang telah menutupi lereng bukit dan pegunungan di Jepang utara sejak 8.000 hingga 12.000 tahun yang lalu.

Keunikan Shirakamisanchi terletak pada keragaman hayatinya yang luar biasa. Hutan ini menjadi habitat bagi berbagai spesies langka dan endemik, termasuk beruang hitam Asia, serow Jepang, dan sekitar 87 spesies burung. Keanekaragaman ini mencerminkan pentingnya kawasan ini sebagai laboratorium alami untuk studi ekologi dan evolusi.

Untuk menjaga keaslian dan integritas ekologisnya, akses ke inti kawasan Shirakamisanchi sangat dibatasi. Pengunjung yang ingin memasuki area inti harus memperoleh izin khusus dari otoritas pengelola hutan.

Namun, beberapa area di sekitar kawasan ini, seperti Aoike (Blue Pond) dan Air Terjun Anmon (Anmon Falls), terbuka untuk umum dan menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.

Hal-hal Menarik yang Ada di Shirakamisanchi

Dibalik lebatnya hutan beech purba dan pegunungan yang tenang, Shirakamisanchi menyimpan berbagai pesona alam yang menakjubkan. Kawasan ini bukan hanya surga bagi para pencinta alam dan petualang, tetapi juga tempat yang kaya akan keajaiban ekosistem, formasi alam unik, dan panorama yang memukau.

Hutan Beech (Bewuk)

Hutan beech (bewuk) di Shirakamisanchi merupakan salah satu kawasan hutan asli beriklim sedang yang paling luas dan murni di Asia Timur. Terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1993, kawasan ini mencakup sekitar 16.971 hektar hutan beech asli yang hampir tidak terpengaruh oleh aktivitas manusia.

Hutan ini didominasi oleh pohon beech Jepang (Fagus crenata), yang telah tumbuh sejak akhir Zaman Es terakhir; sekitar 8.000 tahun yang lalu. Pohon-pohon ini memiliki kemampuan unik dalam menyerap dan menyimpan air hujan melalui daunnya, yang kemudian disalurkan ke tanah; menciptakan sistem penyaringan alami yang menghasilkan air bersih dan jernih di sekitarnya.

Aoike (Blue Pond)

Aoike, atau yang dikenal sebagai Blue Pond, adalah salah satu destinasi paling memikat di kawasan Shirakamisanchi. Terkenal karena airnya yang jernih dan berwarna biru cerah, Aoike menawarkan pemandangan yang tampak seperti lukisan dengan refleksi pepohonan beech purba di permukaannya.

Terletak di antara Juniko atau “Twelve Lakes”—sebenarnya terdiri dari lebih dari 30 danau dan rawa—Aoike menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Airnya yang sangat jernih memungkinkan pengunjung melihat hingga kedalaman sekitar 9 meter, di mana batang pohon beech yang tumbang terlihat jelas di dasar danau.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Aoike adalah antara bulan April hingga Agustus, ketika sinar matahari berada pada sudut yang cukup tinggi, memperkuat warna biru cerah dan menciptakan kontras yang indah dengan dedaunan hijau di sekitarnya.

Anmon Falls

Anmon Falls (Anmon-no-Taki) adalah serangkaian tiga air terjun spektakuler yang terletak di kawasan Shirakamisanchi. Terletak di area Desa Nishimeya, Prefektur Aomori, air terjun ini merupakan salah satu daya tarik utama di kawasan yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.

Ketiga air terjun ini, yaitu Ichi-no-Taki (42 meter), Ni-no-Taki (37 meter), dan San-no-Taki (26 meter), dikelilingi oleh tebing curam dan hutan beech serta pinus yang lebat. Jalur pendakian sepanjang sekitar dua jam perjalanan dari Aqua Green Village ANMON membawa pengunjung melewati hutan beech purba menuju ketiga air terjun tersebut.

Untuk mencapai air terjun tertinggi, yakni Ichi-no-Taki, pengunjung perlu mendaftar lebih dulu dan didampingi oleh pemandu resmi.

Senjojiki Coast

Senjojiki Coast, atau Pantai Senjojiki, adalah salah satu destinasi alam paling menakjubkan di wilayah Shirakamisanchi. Terletak di sepanjang Laut Jepang, pantai ini terkenal dengan formasi batuan datar yang luas, yang terbentuk akibat gempa bumi pada tahun 1792 hingga mengangkat dasar laut ke permukaan.

Nama “Senjojiki” secara harfiah berarti “seribu tikar tatami,” merujuk pada legenda lokal di mana seorang daimyo (penguasa feodal) menggelar seribu tikar tatami di atas batuan ini untuk mengadakan perjamuan besar. 

Pantai ini membentang sepanjang sekitar 12 kilometer dan menawarkan pemandangan spektakuler, terutama saat matahari terbenam, menjadikannya salah satu dari “100 Tempat Terbaik untuk Menyaksikan Matahari Terbenam di Jepang.”

Nihon Canyon

Disebabkan oleh fenomena erosi dan longsoran tanah, permukaan curam tebing-tebing ini kini terbuka dan tampak putih pucat seperti tulang. Karena kemiripannya dengan Grand Canyon di Amerika Serikat, meskipun dalam skala yang lebih kecil, tempat ini pun dijuluki “Nihon Canyon” atau “Japan Canyon.”

Nihon Canyon dapat diakses melalui jalur pendakian yang terhubung dengan kawasan Danau Juniko (Twelve Lakes); sebuah area yang terkenal dengan danau-danau kecil yang indah dan hutan beech purba.

Namun, penting untuk dicatat bahwa akses ke Nihon Canyon dan Danau Juniko biasanya ditutup selama musim dingin, yakni dari akhir November hingga musim semi, karena kondisi cuaca yang ekstrem dan akumulasi salju yang tinggi.

Oleh karena itu, waktu terbaik untuk mengunjungi kawasan ini adalah antara akhir musim semi hingga awal musim gugur, ketika jalur pendakian dapat diakses dengan aman dan pemandangan alam mencapai puncak keindahannya.

Mount Futatsumori

Gunung Futatsumori adalah salah satu destinasi pendakian paling populer di kawasan Shirakamisanchi. Dengan ketinggian 1.086 meter di atas permukaan laut, jalur pendakian ini menawarkan pengalaman yang relatif mudah dan cocok bagi pendaki pemula maupun keluarga. Dari titik awal pendakian hingga puncak, waktu yang dibutuhkan sekitar 40 hingga 60 menit, tergantung pada kecepatan dan kondisi fisik pendaki.

Meskipun tergolong pendek, jalur menuju puncak cukup menanjak, namun pemandangan yang disuguhkan sangat memuaskan. Dari puncak Gunung Futatsumori, pendaki dapat menikmati panorama luas kawasan hutan beech purba Shirakamisanchi.

Pemandangan tersebut mencakup pegunungan di sekitar Gunung Futatsumori, seperti Gunung Shirakami, Gunung Mukai-Shirakami, dan Gunung Kodake, serta lembah-lembah yang membentang di bawahnya.

Tanashiro Wetland

Tanashiro Wetland adalah salah satu kawasan rawa dataran tinggi yang langka di pegunungan Shirakamisanchi, terletak di dekat kaki Gunung Fujisato-Komagatake. Kawasan ini terkenal karena keindahan alaminya yang berubah sesuai musim, menawarkan pengalaman visual yang berbeda sepanjang tahun.

Pada musim semi, Tanashiro Wetland dihiasi oleh mekarnya bunga white skunk cabbage (Lysichiton camtschatcensis); menciptakan pemandangan putih yang memukau di antara rerumputan hijau.

Memasuki awal Juli, hamparan bunga daylily kuning (Hemerocallis esculenta) memenuhi area ini, memberikan nuansa cerah dan hangat. Sementara itu, musim gugur menghadirkan warna-warni dedaunan yang mencolok, menjadikan Tanashiro Wetland sebagai destinasi favorit bagi para pecinta fotografi dan alam.