Panduan Sepeda di Jepang: Cara Menjelajahi Negeri Sakura dengan Bersepeda

Meski dikenal dengan sistem transportasi yang canggih dan efisien, Jepang tetap menjadi negara di mana sepeda masih banyak digunakan sebagai sarana transportasi sehari-hari. Bersepeda di Jepang pun tergolong aman, berkat berbagai aturan dan fasilitas yang mendukung kenyamanan serta keselamatan para pesepeda.

Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Jepang dengan sepeda, memahami aturan bersepeda setempat sangatlah penting agar perjalanan tetap aman dan menyenangkan. Untuk membantumu menikmati pengalaman bersepeda tanpa hambatan, simak panduan lengkap yang telah disiapkan di bawah ini.

Selalu Patuhi Rambu Lalu Lintas

Saat bersepeda di Jepang, sangat penting untuk mematuhi semua rambu lalu lintas. Meskipun bukan kendaraan bermotor, sepeda dianggap sebagai kendaraan yang harus mengikuti aturan jalan, seperti berhenti di lampu merah, mengikuti arah jalan satu arah, dan mematuhi rambu larangan.

Rambu di Jepang umumnya jelas dan mudah dikenali, bahkan jika kamu tidak bisa membaca bahasa Jepang. Misalnya, rambu berhenti (stop) berbentuk segitiga merah terbaik bertuliskan 止まれ (tomare), dan rambu dilarang masuk ditandai dengan lingkaran merah dan garis putih horizontal.

Pengendara sepeda juga harus ekstra hati-hati di persimpangan. Sebagian besar kecelakaan terjadi karena pengendara tidak berhenti atau tidak memperhatikan kendaraan lain saat menyeberang.

Beberapa kota di Jepang, seperti Tokyo dan Osaka, memiliki jalur sepeda khusus yang dipisahkan dari lalu lintas utama. Namun, saat tidak tersedia, pesepeda diharuskan menggunakan sisi kiri jalan dan tidak melawan arus.

Fokus Bersepeda, Jangan Sambil Melakukan Aktivitas Lain

Saat bersepeda di Jepang, sangat penting untuk tetap fokus penuh pada jalan dan lingkungan sekitar. Menggunakan ponsel saat bersepeda—baik untuk menelepon, mengirim pesan, atau membuka maps—adalah hal yang sangat tidak dianjurkan.

Begitu pula dengan aktivitas seperti makan, minum, atau bahkan memegang payung saat bersepeda. Semua tindakan yang mengganggu kendali penuh terhadap sepeda sebaiknya dihindari.

Selain berisiko menyebabkan kecelakaan, beberapa tindakan tersebut juga dapat dikenai denda di beberapa wilayah. Jika memang perlu menggunakan ponsel atau payung, berhentilah sejenak di tempat yang aman sebelum melanjutkan perjalanan.

Dilarang Berboncengan Kecuali dengan Anak Kecil

Di sebagian besar wilayah Jepang, berboncengan dengan dua orang dewasa di satu sepeda tidak diperbolehkan. Aturan ini diterapkan demi menjaga keselamatan pengendara dan orang lain di sekitar, serta untuk menghindari risiko kecelakaan akibat ketidakseimbangan.

Meski begitu, ada pengecualian khusus untuk anak kecil. Orang dewasa berusia 16 tahun ke atas diperbolehkan membonceng maksimal dua anak berusia di bawah 6 tahun, asalkan menggunakan kursi anak khusus yang terpasang dengan aman di bagian depan atau belakang sepeda. Kursi ini harus memenuhi standar keselamatan.

Salah satu jenis sepeda yang umum digunakan untuk keperluan ini adalah mamachari (ママチャリ). Sepeda ini populer di kalangan keluarga Jepang karena dilengkapi dengan fitur tambahan seperti keranjang, penyangga ekstra, dan kursi anak, sehingga lebih stabil dan nyaman digunakan untuk membawa si kecil.

Bersepeda di Jalur yang Sudah Disediakan

Jepang menyediakan banyak jalur sepeda khusus yang ditandai dengan garis biru atau ikon sepeda, terutama di kota besar seperti Tokyo, Kyoto, dan di jalur wisata seperti Shimanami Kaido. Jalur ini dirancang untuk keselamatan dan kenyamanan pesepeda, dengan fasilitas pendukung seperti tempat istirahat dan penyewaan sepeda.

Saat bersepeda di jalur ini, penting untuk mematuhi rambu lalu lintas, menjaga kecepatan, dan menghormati pengguna jalan lain. Jika jalur sepeda tidak tersedia, pesepeda diizinkan menggunakan sisi kiri jalan raya, sejajar dengan kendaraan, namun tetap harus berhati-hati dan mematuhi lampu lalu lintas serta rambu-rambu yang berlaku.

Jangan Parkir Sepeda Sembarangan

Di Jepang, aturan parkir sepeda sangat ketat dan diawasi dengan baik oleh pihak berwenang. Memarkir sepeda di tempat yang tidak resmi, seperti di pinggir jalan, trotoar yang sempit, atau area terlarang lainnya, bisa menyebabkan sepeda milikmu diderek atau bahkan disita. Selain itu, kamu juga bisa dikenai denda yang cukup tinggi. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mencari tempat parkir sepeda yang sudah disediakan, biasanya berupa area parkir khusus yang dilengkapi dengan rak sepeda.

Tempat parkir sepeda ini sering ditemukan di stasiun kereta, pusat perbelanjaan, dan area wisata. Beberapa kota bahkan menerapkan sistem pembayaran untuk penggunaan tempat parkir sepeda, jadi pastikan kamu memahami cara menggunakannya agar tidak terkena masalah. 

Larangan Menggunakan Headset/Earphone Selama Bersepeda

Di sebagian negara menggunakan headset atau earphone selagi mengendarai sepeda merupakan hal yang wajar. Namun di Jepang, penggunaan headset atau earphone saat bersepeda sangat dilarang dan dapat berakibat pada pelanggaran aturan lalu lintas.

Larangan ini diterapkan demi menjaga keselamatan pengendara sepeda sendiri maupun pengguna jalan lainnya. Dengan tidak menggunakan perangkat audio yang menutupi pendengaran, pengendara sepeda dapat lebih waspada terhadap suara di sekitarnya, seperti klakson kendaraan, suara pejalan kaki, atau peringatan darurat.

Selain faktor keselamatan, aturan ini juga merupakan bagian dari etika bersepeda di Jepang yang sangat menghargai ketertiban dan keharmonisan di jalan. Polisi di berbagai wilayah bahkan dapat memberikan denda jika ditemukan pengendara sepeda yang menggunakan earphone saat bersepeda.

Gunakan Lampu Depan di Malam Hari

Di Jepang, menggunakan lampu depan saat bersepeda di malam hari adalah wajib. Lampu ini membantumu untuk melihat jalan dengan jelas dan membuatmu terlihat oleh pengendara lain. Selain lampu depan putih, lampu belakang merah juga penting untuk keselamatan.

Pastikan lampu sepeda milikmu cukup terang dan terpasang dengan baik agar tidak mudah lepas. Mengabaikan aturan ini bisa berisiko keselamatan dan berpotensi kena denda. Jadi, selalu periksa lampu sebelum bersepeda malam agar perjalananmu menggunakan sepeda aman dan nyaman.

Kebijakan Denda Bagi Pelanggar

Mulai 1 April 2026 nanti, Jepang akan memberlakukan sistem denda baru bagi pengendara sepeda yang melanggar peraturan lalu lintas. Sistem ini dikenal dengan sebutan “blue ticket” dan berlaku untuk semua pengendara sepeda berusia 16 tahun ke atas.

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan keselamatan jalan dan menanggapi meningkatnya jumlah pelanggaran serta kecelakaan yang melibatkan sepeda.

Berikut adalah beberapa pelanggaran umum beserta denda yang ditetapkan:

  • Menggunakan ponsel saat bersepeda: ¥12.000
  • Melanggar lampu merah: ¥6.000
  • Berboncengan atau bersepeda berdampingan: ¥3.000
  • Menggunakan payung atau earphone saat bersepeda: ¥5.000
  • Tidak menggunakan lampu depan saat malam hari: ¥5.000
  • Mengabaikan tanda berhenti: ¥5.000
  • Bersepeda di sisi jalan yang salah: ¥6.000

Pelanggaran yang lebih serius, seperti bersepeda dalam keadaan mabuk atau menyebabkan kecelakaan, dapat dikenakan denda hingga ¥300.000 atau hukuman penjara hingga satu tahun. Pelanggaran ringan yang tidak dibayar dalam waktu tertentu juga dapat berujung pada proses hukum.

Dengan diberlakukannya sistem ini, diharapkan pengendara sepeda akan lebih disiplin dan keselamatan di jalan akan meningkat.