Prefektur Nagasaki terletak di bagian barat Pulau Kyushu dan dikenal dengan sejarahnya yang unik sebagai pintu gerbang Jepang ke dunia luar selama periode isolasi (Sakoku). Kota Nagasaki, ibu kota prefektur ini, menjadi saksi pertemuan budaya Jepang dengan pengaruh Eropa dan Tiongkok yang masih terasa hingga kini. Salah satu daya tarik utama adalah Glover Garden, sebuah kompleks rumah-rumah bergaya Barat yang dibangun oleh para pedagang asing pada abad ke-19, serta Jembatan Megane yang merupakan salah satu jembatan batu tertua di Jepang.

Nagasaki juga menyimpan kisah tragis sebagai salah satu dari dua kota yang terkena bom atom pada Perang Dunia II. Taman Perdamaian Nagasaki dan Museum Bom Atom Nagasaki mengingatkan pengunjung akan pentingnya perdamaian dunia dan dampak dahsyat perang. Meski memiliki masa lalu yang kelam, kota ini bangkit kembali dengan pesona dan daya tariknya yang unik.

Selain sejarahnya yang kaya, Nagasaki juga memiliki pemandangan alam yang luar biasa. Pulau Hashima, atau lebih dikenal sebagai Gunkanjima (Battleship Island), adalah pulau bekas tambang batu bara yang kini menjadi destinasi wisata misterius. Di sisi lain, Kujukushima, gugusan lebih dari 200 pulau kecil di lepas pantai Sasebo, menawarkan pemandangan laut yang menakjubkan, terutama saat matahari terbenam.

Nagasaki juga memiliki festival terkenal, seperti Nagasaki Kunchi, yang menampilkan tarian dan perayaan dengan pengaruh budaya Tiongkok dan Belanda. Di sisi kuliner, prefektur ini terkenal dengan Champon, hidangan mi dengan kuah kental dan berbagai macam seafood serta sayuran, yang mencerminkan sejarah perdagangan multikultural Nagasaki.