Mengenal Nihon Sanmeien: Tiga Taman di Jepang yang Paling Indah dan Bersejarah

Keindahan Jepang seakan tidak pernah ada habisnya. Selain panorama alamnya yang memukau, negeri ini juga dikenal dengan taman-tamannya yang indah. Dari sekian banyak taman, ada tiga yang dianggap paling istimewa dan disebut Nihon Sanmeien—tiga taman paling terkenal di Jepang.

Ketiga taman tersebut adalah Kenrokuen, Korakuen, dan Kairakuen. Bukan hanya menampilkan pemandangan yang menawan, taman-taman ini juga menyimpan sejarah panjang serta filosofi khas Jepang yang membuatnya semakin mempesona.

Kenrokuen, Prefektur Ishikawa

Kenrokuen dulunya adalah bagian dari Kastil Kanazawa yang dibuat oleh keluarga Maeda. Setelah dibuka untuk umum pada tahun 1871, taman ini terus menarik banyak pengunjung karena keindahannya yang selalu berubah setiap musim—dari bunga-bunga yang bermekaran hingga pemandangan alam yang menawan.

Nama “Kenrokuen” berarti “enam keutamaan,” yaitu enam unsur yang membuat taman ini indah dan istimewa; luas, tenang, tertata rapi, penuh sejarah, memiliki sumber air, serta menawarkan pemandangan yang memukau.

Salah satu daya tarik utama Kenrokuen adalah kolam buatan besar bernama Kasumigaike.

Di tengah kolam buatan ini terdapat Horai Island, yaitu sebuah pulau kecil yang melambangkan pulau suci di tengah laut, dipercaya sebagai tempat tinggal pertapa abadi dengan kekuatan ajaib. Simbolisme ini dimaksudkan sebagai doa umur panjang dan kejayaan yang abadi bagi sang tuan feodal pendiri Kenrokuen.

Selain itu, Kenrokuen juga dikenal memiliki ikon Kotojiro, yaitu sebuah lentera batu yang unik karena memiliki dua kaki, berdiri tepat di tepi Kasumigaike.

Kenrokuen selalu indah di tiap musim; bunga plum dan sakura yang mekar di musim semi, dedaunan hijau segar di musim panas, daun maple oranye hingga merah di musim gugur, dan lanskap bersalju yang indah di musim dingin.

Salah satu pohon paling terkenal di sini adalah Karasaki Pine, dengan cabang-cabangnya yang membentang indah di atas Kasumigaike. Saat musim dingin tiba, pohon ini dipasangi yukitsuri, yaitu teknik tradisional Jepang dengan tali dan tiang bambu untuk menyangga cabang agar tidak patah tertimpa salju.

Korakuen, Prefektur Okayama

Dengan keberadaan Kastil Okayama yang menjadi latar belakangnya, tak heran apabila Korakuen masuk ke dalam kategori Nihon Sanmeien. Taman ini pada awalnya dibangun pada tahun 1687 atas perintah penguasa feodal setempat sebagai tempat hiburan keluarga bangsawan sekaligus untuk menjamu tamu penting.

Hingga pada tahun 1884, setelah berakhirnya era feodal, Korakuen akhirnya menjadi milik Prefektur Okayama dan resmi dibuka untuk umum.

Pada tahun 1952, taman ini ditetapkan sebagai “Tempat Pemandangan Indah Khusus” (Special Place of Scenic Beauty) sekaligus warisan sejarah dan budaya, serta mendapat rating tiga bintang dalam Michelin Green Guide Japan.

Korakuen memiliki area yang luas dan memadukan elemen khas taman Jepang, seperti kolam besar, aliran sungai kecil, jalur pejalan kaki, dan sebuah bukit yang dijadikan titik pandang. Yang membuatnya cukup unik, taman ini juga memiliki hamparan rumput luas—jarang ditemukan di taman Jepang lain. 

Kenrokuen juga memiliki kebun plum, sakura, dan maple yang menampilkan pesona berbeda di tiap musim. Ada pula ladang teh dan padi, arena memanah, hingga kandang burung bangau yang sarat makna budaya.

Sepanjang tahun, berbagai acara digelar di sini, seperti upacara minum teh (chanoyu) dan melihat bulan (otsukimi). Pada waktu tertentu, ada juga acara “Fantasy Garden,” di mana taman dibuka pada malam hari dengan pencahayaan khusus yang menampilkan suasana berbeda dari siang hari.

Kairakuen, Prefektur Ibaraki

Kairakuen dibangun oleh Nariaki Tokugawa, penguasa feodal ke-9 Domain Mito pada zaman Edo. Nama “Kairakuen” sendiri memiliki arti “taman untuk dinikmati bersama,” mencerminkan keinginan Nariaki untuk menjadikan taman ini tempat di mana ia dan rakyatnya bisa menikmati keindahan taman bersama.

Kairakuen terkenal dengan lebih dari 3.000 pohon plum yang tersebar di berbagai sudut taman. Dengan sekitar 100 jenis pohon plum yang bunganya berwarna putih, merah muda, hingga merah, taman ini menjadi sangat populer saat musim mekar, biasanya berlangsung dari akhir Februari hingga Maret.

Setiap tahun, Mito Plum Festival (Mito Ume Matsuri) juga digelar di sini selama puncak mekarnya bunga plum.

Masuk dari gerbang selatan Kairakuen, pengunjung akan menemukan Kobuntei, yakni bangunan kayu tiga lantai yang dirancang oleh Nariaki Tokugawa. Sejak dulu, Kobuntei terbuka untuk umum dan digunakan sebagai tempat belajar sekaligus bersantai.

Di dalam Kobuntei terdapat tatami dengan lambang keluarga Tokugawa dan lukisan khas zaman Edo. Dari lantai teratas bangunan ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan taman dan Danau Senba yang berada di dekatnya.

Selain itu, di Kairakuen juga terdapat Mōsō-chikurin Bamboo Grove, yaitu hutan bambu jenis Mōsō yang tumbuh dengan rimbun.

Hutan bambu ini dipenuhi hampir 2000 pohon bambu, dengan mata air alami yang mengalir di lereng utara area tersebut. Seluruh kawasan hijau ini menghadirkan suasana tenang dan menyejukkan.

Tak jauh dari Kairakuen berdiri Kuil Tokiwa, yang didirikan pada 1874 untuk menghormati arwah Tokugawa Mitsukuni dan Tokugawa Nariaki, dua penguasa feodal yang berpengaruh di Mito pada Zaman Edo.

Melihat kembali keindahan yang ditawarkan, tak heran jika Kenrokuen, Korakuen, dan Kairakuen ditetapkan sebagai Nihon Sanmeien. Ketiga taman ini bukan hanya indah, tetapi juga menyimpan sejarah dan budaya yang berharga bagi masyarakat Jepang.