Tokyo Prefecture

Asakusa District Travel Guide

Description Here

Image Banner

Asakusa tidak diragukan lagi merupakan salah satu kawasan paling populer di Jepang dan yang paling sering dipadati oleh kerumunan wisatawan. Dengan berbagai kuil, jalanan yang dipenuhi kios-kios unik, serta suasana yang kental dengan budaya Jepang, Asakusa memang menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi para wisatawan.

Asakusa Sebagai Salah Satu Distrik Terpopuler di Tokyo

Asakusa merupakan salah satu kawasan paling ikonik dan bersejarah di ibu kota Jepang, Tokyo. Kawasan ini telah menjadi pusat budaya dan spiritual selama berabad-abad, dan hingga kini tetap menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan yang datang ke Tokyo.

Salah satu daya tarik utama Asakusa adalah Kuil Senso-ji; kuil Buddha tertua dan paling terkenal di Tokyo. Kuil ini didirikan pada tahun 628 dan menjadi tempat yang sangat penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Tokyo. Setiap tahun, ribuan orang mengunjungi Kuil Senso-ji untuk berdoa dan beribadah.

Selain keindahan dan keunikan Senso-ji, Asakusa juga dikenal dengan festival-festival besar yang menarik perhatian banyak wisatawan dan penduduk lokal. Salah satunya adalah Sanja Matsuri; festival terbesar yang diadakan setiap tahun pada bulan Mei di Asakusa. 

Selain itu, Asakusa Samba Carnival yang diadakan pada musim panas juga memberikan sentuhan budaya Brasil dengan tarian dan musik samba yang meriah, menciptakan atmosfer yang sangat berbeda di tengah suasana tradisional khas Jepang.

Wisata Paling Terkenal di Asakusa

Asakusa juga menawarkan berbagai pilihan hiburan lainnya, termasuk museum, gedung teater, dan taman. Hiburan apa saja yang sangat layak untuk dicoba dikunjungi tersebut?

Sensoji Temple

Seperti yang sudah disebutkan di atas, Kuil Senso-ji adalah salah satu kuil tertua dan yang paling populer di Tokyo, bahkan di Jepang. Saat hendak masuk ke dalam area kuil, wisatawan akan memasuki Kaminarimon (Gerbang Petir); gerbang luar dari Kuil Senso-ji yang juga menjadi simbol Asakusa dan Kota Tokyo.

Selain itu, di sini juga ada sebuah jalan perbelanjaan (shopping street) sepanjang kurang lebih 250 meter, yang disebut Nakamise; menghubungkan gerbang luar Kaminarimon dengan gerbang kedua kuil, Hozomon.

Nakamise Shopping Street

Di sepanjang Nakamise Shopping Street, wisatawan dapat menemukan berbagai oleh-oleh khas Jepang seperti yukata dan kipas lipat, serta berbagai camilan tradisional lokal dari kawasan Asakusa. Jalan ini merupakan jalan perbelanjaan tertua yang ada di Jepang.

Jalan ini sebenarnya berada di dalam area kuil, menghubungkan gerbang Kaminarimon di ujung selatan dan gerbang Hozomon di ujung utara. Di antara kedua gerbang ini, terdapat 89 toko yang berjajar sepanjang jalan, dengan 54 toko di sisi timur dan 35 toko di sisi barat. 

Kaminarimon

Kaminarimon merupakan gerbang ikonik yang terkenal dengan lentera merah raksasanya, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Gerbang inilah yang sering menjadi latar belakang foto para wisatawan yang datang ke Kuil Senso-ji dan juga menghiasi berbagai brosur wisata lokal serta suvenir.

Dua karakter “雷門” yang tertulis dengan tinta hitam di bagian depan lentera secara harfiah berarti “Gerbang Petir,” (Thunder Gate) yang menjadi nama Kaminarimon. Lentera raksasa yang ada di Kaminarimon ini memiliki tinggi 3.9 meter, lebar 3,3 meter, dan berat 700 kilogram.

Kaminarimon dapat dikunjungi secara gratis dan dapat diakses kapan saja. Gerbang ini juga akan diterangi oleh cahaya iluminasi pada malam hari, memberikan pemandangan yang menakjubkan. 

Asakusa Hanayashiki

Berlokasi tak jauh dari Kuil Senso-ji, ada sebuah taman hiburan kecil bernama Asakusa Hanayashiki yang telah menarik banyak pengunjung selama lebih dari 170 tahun masa operasionalnya.

Asakusa Hanayashiki merupakan taman hiburan tertua di Jepang yang resmi dibuka pada tahun 1853, di akhir periode Edo (1603–1868). Sesuai dengan namanya, Hanayashiki (yang memiliki arti “kebun bunga”), taman ini awalnya adalah kebun botani yang berfokus pada bunga peony dan krisan. 

Pada era Meiji (1868–1912), taman ini menambah berbagai wahana bermain seperti kuda ayun dan lainnya, sekaligus juga memelihara hewan-hewan seperti gajah, harimau, beruang, dan singa dari tahun 1880 hingga 1930-an.

Asakusa Hanayashiki kemudian bertransformasi menjadi taman hiburan seperti sekarang pada tahun 1949. Atraksi tertua yang masih beroperasi hingga kini adalah House of Surprises, yang dibuka pada tahun 1947. Sementara itu, roller coaster tertua di Jepang yang ada di sini mulai beroperasi pada tahun 1953.

Sumida Park

Letak Sumida Park membentang di kedua sisi Sungai Sumida antara Jembatan Azumabashi dan Jembatan Sakurabashi. Taman ini dibangun di atas bekas kediaman utama keluarga Mito-Tokugawa (salah satu dari tiga cabang utama klan Tokugawa yang merupakan keluarga daimyo berpengaruh di Jepang), dan sisa-sisa kebun dari kediaman tersebut telah menjadi bagian dari area taman.

Sumida Park termasuk dalam daftar “100 Tempat Terbaik untuk Melihat Bunga Sakura di Jepang.” Sekitar 700 pohon sakura ditanam di sepanjang tepi Sungai Sumida, memanjang hingga 1 kilometer.

Di musim panas, taman ini menjadi tuan rumah acara Sumidagawa Fireworks Festival, yang jumlah pengunjungnya setara dengan keramaian yang terjadi saat festival bunga sakura. Taman ini menjadi tempat yang populer baik di musim semi saat sakura mekar, maupun di musim panas untuk merayakan kembang api yang spektakuler.

Berbagai Acara Tahunan di Asakusa

Sebagai salah satu kawasan ramai pengunjung, tentunya Asakusa menjadi tempat terbaik untuk mengadakan berbagai acara tahunan yang seringkali menjadi magnet utama dari datangnya banyak wisatawan. Berikut ini adalah berbagai acara yang bisa dinikmati di Asakusa.

Sanja Matsuri

Sanja Matsuri diselenggarakan untuk merayakan tiga pendiri Kuil Sensoji yang disucikan di Kuil Asakusa yang terletak di sebelah kuil tersebut. Hampir dua juta orang akan mengunjungi Asakusa selama tiga hari (Jumat, Sabtu, dan Minggu) festival berlangsung, menjadikannya salah satu festival paling ramai di Tokyo.

Sanja Matsuri menampilkan sekitar 100 mikoshi (kuil portabel), tempat dewa Shinto (kami) secara simbolis diletakkan dan dibawa berkeliling di jalan-jalan untuk membawa keberuntungan bagi bisnis lokal maupun penduduk setempat. 

Mikoshi-mikoshi kecil dari lingkungan sekitar dapat dilihat di jalan-jalan Asakusa sepanjang festival, sementara pemeran utama dalam festival, yakni tiga mikoshi besar milik Kuil Asakusa, akan dimunculkan pada hari Minggu. 

Selama festival berlangsung, Asakusa dipenuhi dengan stan makanan, permainan festival, dan banyak perayaan di tengah suasana meriah yang dihiasi oleh bunyi drum dan seruling Jepang.

Asakusa Tori-no-ichi Fair

Tori-no-ichi adalah festival tahunan yang telah dirayakan di kuil dan tempat ibadah di seluruh Jepang sejak periode Edo. Festival ini biasanya diadakan pada bulan November, pada hari-hari yang ditunjuk oleh kalender lunar sebagai hari ayam jantan (rooster days). Pada hari-hari yang dianggap membawa keberuntungan ini, orang-orang berdoa agar bisnis mereka semakin maju.

Di kawasan Asakusa, perayaan ini berlangsung di dua tempat yang berdekatan; Kuil Chokokuji dan Kuil Otori. Area sekitar kuil akan jadi sangat ramai hingga larut malam dengan pedagang yang menjual kumade yang dihias indah dengan emas dan perak.

Kumade sendiri adalah alat pertanian berbentuk garpu besar dari bambu yang dihias dengan berbagai benda keberuntungan.

Sumida River Fireworks Festival (Sumidagawa Hanabi Taikai)

Sumida River Fireworks Festival pertama kali dimulai pada tahun 1733, ketika upacara Pembukaan Sungai Ryogoku pertama kali diadakan untuk berdoa bagi jiwa-jiwa yang hilang akibat kelaparan dan penyakit yang melanda daerah tersebut pada tahun 1732.

Kemudian pada tahun 1978, acara ini diganti namanya menjadi Festival Kembang Api Sungai Sumida (Sumida River Fireworks Festival). Saat ini, festival ini menjadi salah satu yang terbesar dan paling terkenal di Tokyo.

Selain pertunjukan kembang api tradisional, acara utama juga menyelenggarakan kontes di mana kreasi kembang api baru dan inovatif bersaing untuk menarik perhatian pengunjung.

Asakusa Samba Carnival

Asakusa Samba Carnival diadakan setiap tahun pada Sabtu terakhir bulan Agustus di Asakusa. Karnaval ini pertama kali dimulai pada tahun 1981 dan kini menjadi kompetisi samba terbesar di Jepang.

Acara ini telah menjadi acara besar di Asakusa dan berhasil menarik lebih dari 500.000 penonton. Lebih dari 5.000 pengisi acara dari seluruh Jepang berkumpul di event ini. Para penari dengan kostum mewah akan berparade di jalan Umamichi-dori hingga jalan Kaminarimon-dori sambil dinilai dalam kompetisi.

Hozuki-Ichi (Festival Hozuki)

Hozuki-Ichi adalah tradisi musim panas yang diadakan sejak zaman Edo pada tanggal 9 dan 10 Juli. Festival ini terkait dengan kudoku-nichi, yaitu hari khusus yang berbeda di tiap kuil, di mana satu doa dihitung setara dengan 100 bahkan 1.000 doa. Di Kuil Sensoji sendiri, setiap bulan ada kudoku-nichi, namun tanggal 10 Juli dianggap memberikan kebaikan terbesar, yaitu sekitar 46.000 doa.

Untuk membangkitkan semangat, tanggal 9 juga dirayakan sebagai bagian dari Hōzuki-Ichi. Hōzuki adalah bunga yang dikenal dengan nama "lentera Jepang" atau "lentera China" karena penutup merahnya yang unik, mirip dengan lentera kertas khas Asia.

Dulu, dipercaya bahwa dengan menelan buahnya secara utuh dengan air, baik dewasa maupun anak-anak akan sembuh dari berbagai penyakit, sehingga permintaan akan bunga ini sangat tinggi pada tanggal 10 Juli ketika diyakini bahwa mereka memiliki 46.000 kali kekuatan penyembuhan biasa.